And Others
“Marintec Indonesia 2016” Diharapkan Bangkitkan Bisnis Perkapalan
Published
8 years agoon
- Krisis global yang berkepanjangan menyebabkan bisnis perkapalan dan pelayaran dunia terperosok ke titik paling bawah.
- “Di Indonesia, sekitar 30% kapal terpaksa parkir.”
VIENTIANE & JAKARTA – Pada pertemuan East Asia Summit ke-11 yang diselenggarakan di Vientiane, Laos, 8-9 September 2016, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menegaskan pentingnya kerja sama kemaritiman antarnegara anggota ASEAN. Sebab, kata Retno, industri maritimlah yang selayaknya menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ini, terutama Indonesia yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan.
Pernyataan itu sekaligus menjadi pengingat kembali atas kesepakatan negara-negara ASEAN pada East Asia Summit 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. Itu juga sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang ingin dikenang sebagai poros maritim dunia.
“Untuk mengembalikan Indonesia sebagai bangsa maritim yang diakui, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu cara yang paling relevan.”
Tentu saja, untuk memaksimalkan pemanfaatan ekonomi maritim diperlukan transportasi laut yang tepat, efektif, dan efisien. Itu sebabnya, PT UBM Pameran Niaga Indonesia yang menjadi bagian dari UBM Asia, berencana mengadakan pameran Marintec Indonesia 2016 di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 23-25 November 2016.
“Indonesia memiliki sejarah sebagai poros maritim yang berdaulat, mandiri, dan berjati diri dengan penguasaan serta pengelolaan yang andal. Untuk mengembalikan Indonesia sebagai bangsa maritim yang diakui, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu cara yang paling relevan,” kata Presiden Direktur UBM Pameran Niaga Indonesia Christopher Eve di Jakarta, Senin (14/11).
“Ada beberapa perusahaan yang terpaksa merger untuk survive.”
Pameran yang akan diikuti oleh para produsen perkapalan dan teknologi terkait dari berbagai negara itu disambut baik oleh pelaku di Indonesia. Apalagi, ekonomi global sedang kurang baik yang berakibat pada melemahnya bisnis perkapalan dan kargo, tanpa kecuali di Indonesia.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pelayaran Nasional Johnson W. Sutjipto, banyak perusahaan pelayaran internasional bangkrut karena bisnisnya terimbas krisis global. Dua di antara sekian banyak perusahaan yang mengajukan kebangkrutan itu adalah K Line dari Jepang dan Hanjin Shipping dari Korea Selatan.
“Ada beberapa perusahaan yang terpaksa merger untuk survive,” kata Johnson. “Di Indonesia, sekitar 30% kapal memilih parkir.” Dengan adanya Marintec Indonesia, lanjut dia, para pelaku bisnis perkapalan dan pelayaran dapat menjalin kerja sama untuk mengatasi krisis global seperti sekarang ini.
“Di industri perkapalan, cat itu tidak sekadar biru dan merah untuk memperindah kapal. Tapi, ada tujuannya.”
Teknologi amat berperan penting demi membantu efisiensi perusahaan. Sebab, kata Eve, mesin kapal-kapal modern jelas lebih ringkas, tapi lebih canggih dan efisien dari sisi bahan bakar. “Di industri perkapalan, cat itu tidak sekadar biru dan merah untuk memperindah kapal. Tapi, ada tujuannya, yaitu mematikan lumut-lumut yang menempel sehingga tidak memperlambat jalannya kapal,” katanya.
Teknologi perkapalan tersebut akan dibahas dalam Marintec Indonesia 2016. Di Indonesia, pameran berskala internasional tersebut merupakan yang kedua setelah sebelumnya diselenggarakan pada 2014. Selama tiga hari itu akan diisi dengan konferensi, seminar teknis, business mathmaking platform untuk mengatur pertemuan antara peserta dan pengunjung.●
—Nouhak Savan & Anwar Ibrahim, TechnoBusiness; Foto-Foto: Marintec Indonesia
Data TechnoBusiness
You may like
-
Alibaba Reduces Heatstroke Risk at Tokyo 2020 with Cloud
-
Kampanye 1.000 Startup Digital Semarang Masuki Tahap Ketiga
-
Indonesia Pengguna Aplikasi PhotoGrid Terbesar di Dunia
-
Sambut Imlek, BMW Tawarkan Promo All-New BMW Seri 7
-
Kini, EOS System Canon Telah Berumur 30 Tahun
-
2017, Pesawat Komersial Bakal Mengangkut 3,95 Miliar Penumpang
-
Wow, Ternyata Otentifikasi “e-Payment” Hanya Butuh 130 Milidetik
-
LG Levitating Portable Speaker Bakal Memikat Pengunjung CES 2017
-
LifeProof Fre, Antiair untuk Google Pixel 5.0 dan 5.5