TechnoBusiness News
Mengenal Seko.id, Circular Commerce Pertama di Indonesia
Dinomarket.com meluncurkan Seko.id yang menjadi circular commerce pertama di Indonesia.
Published
3 years agoon
Dinomarket.com meluncurkan Seko.id yang menjadi circular commerce pertama di Indonesia.
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Dinomarket.com, e-commerce khusus gadget dan elektronik yang berbasis di Jakarta dan telah beroperasi lebih dari 13 tahun, belum lama ini meluncurkan Seko.id.
Baca Juga: Sharp Indonesia Gelar Sharptember Sale, Tawarkan Diskon 55%
Seko.id merupakan platform circular commerce pertama di Indonesia yang melayani jual, beli, sewa, barter, tukar tambah, dan donasi barang-barang yang tidak terpakai alias barang bekas (second hand).
Victor Wiguna, founder Dinomarket.com sekaligus founder Seko.id, mengatakan barang bekas, barang tidak terpakai, barang rejected, barang refurbish, bahkan barang rusak, memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah dengan barang baru.
Baca Juga: Aice Indonesia Gandeng Netizen Salurkan Ratusan Ribu Masker
Pemanfaatan barang bekas menjadi proses kreatif lanjutan yang menopang sirkulasi ekonomi masyarakat. Meski bekas, barang-barang tersebut tetap bernilai, terkadang malah semakin tinggi nilainya.
Praktik itu pun bukan hal baru karena perputaran barang bekas sudah terjadi sejak dulu. Hanya saja, tren pemanfaatan barang bekas akhir-akhir ini semakin meningkat dan menjadi peluang bisnis baru.
“Ada peluang yang sangat besar untuk memodernisasi bisnis sirkulasi [circular commerce] menjadi sebuah marketplace yang tidak kalah dengan bisnis barang baru,” ungkap Victor, Jumat (10/9).
Baca Juga: Keren! AdaKami Sponsori Bali United
Konsep circular commerce muncul seiring dengan meningkatnya kepedulian masyarakat di seluruh dunia untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan hijau (eco green).
Salah satu caranya adalah dengan mendaur ulang (recycle) atau memanfaatkan kembali (reuse) barang bekas. “Jadilah peluang bisnis baru,” kata Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting.
Peluang bisnis barang bekas tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, nilainya tidak kalah jika dibandingkan dengan barang baru. Ada yang baru pasti akan ada yang bekas.
Baca Juga: Uniqlo Luncurkan Toko Online Uniqlo.com pada 17 September
Nilainya juga akan terus meningkat. Bahkan, merujuk pada data Statista, nilai circular commerce atau second hand dari produk pakaian (apparel) saja meningkat empat kali lipat dalam 10 tahun sejak 2012.
Pada 2012, barang bekas dari produk pakaian sejagat tercatat bernilai US$12 miliar. Pada 2021, nilainya diperkirakan telah mencapai US$36 miliar dan melaju menjadi U$43 miliar.
Itu baru dari barang bekas produk pakaian, belum lainnya. Sementara Siko.id akan memulai dengan menawarkan barang bekas produk gadget dan elektronik sesuai fokus bisnis induknya, Dinomarket.com.
Baca Juga: Sirclo Kantongi US$36 Juta dari East Ventures dan Saratoga
“Jadi, nilai pasarnya sangat besar,” kata Jeffrey. “Masyarakat pun sudah mulai terbiasa dengan membeli dan menjual barang bekas. Selain masih memiliki nilai ekonomi, kesadaran terhadap lingkungan kian besar.”
Buktinya, dalam survei yang dilakukan ResearchAndMarkets, firma riset pasar global yang berbasis di Dublin, Irlandia, baru-baru ini, 7 dari 10 penjual di eBay menyatakan praktik jual-beli barang bekas menjadi lebih umum.
Circular commerce di Amerika Serikat tumbuh pesat, jauh lebih cepat daripada pasar ritel secara keseluruhan. Di China, pergerakannya tidak kalah cepat dengan dua pemain utama, yakni Xianyu dan Zhuanzhuan.
Baca Juga: Legit Group Raih Seed Funding US$3 Juta dari East Ventures
Di Indonesia, Seko.id menangkap peluang pasar circular commerce dengan membidik segmen korporasi dan penjual perorangan sebagai penggunanya.
“Berbagai fitur dan fasilitas yang lebih luas sedang dikembangkan untuk memperkaya aplikasi Seko.id agar mampu membangun komunitas ekonomi barang bekas yang lebih canggih dan modern berbasis teknologi,” kata Victor.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: Seko.id
Tekan “tombol lonceng” di sisi kiri layar Anda untuk mendapatkan notifikasi berita terbaru dari TechnoBusiness lebih cepat.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.