Tips Menghindari Diskon Abal-Abal Harbolnas

Hari ini, tepatnya 12.12, masyarakat sedang merayakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Perayaan itu diramaikan dengan memberikan diskon besar-besaran oleh para e-commerce yang pada 2016 ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta.

Diskon hingga 90% memang menakjubkan. Namun, seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, apa jadinya jika ternyata diskon yang ditawarkan itu palsu alias abal-abal?

Oleh karena itu, Telunjuk.com berharap agar masyarakat tetap pintar memilih mana diskon yang benar dan tidak. Salah satu cara yang ditunjukkan Telunjuk adalah dengan mengeceknya di fitur Harga Turun.

Telunjuk menjelaskan bahwa Harga Turun merupakan fitur di website-nya untuk mendapatkan info harga turun dari toko-toko online yang bekerja sama dengan mereka.

Jika ada kecurigaan terhadap diskon harga abal-abal, berdasarkan tips dari Telunjuk yang disampaikan kepada TechnoBusiness Indonesia, berikut ini langkah untuk mengeceknya.

#1. Buka www.telunjuk.com dan ketik produk yang dicurigai.

#2. Fokus kotak biru penanda harga turun yang ada di tiap-tiap produk.

#3. Agar lebih yakin, klik produk untuk melihat grafik penurunan harga dari hari ke hari.

#4. Online shoppers selamat dari diskon abal-abal.

 
“Kami berharap bisa mendukung kesuksesan Harbolnas 2016 dalam mengedukasi online shoppers agar lebih cermat berbelanja,” ungkap Hanindia Narendrata, co-founder dan Chief Marketing Officer Telunjuk.

Fitur Harga Turun, lanjutnya, dapat membantu mereka untuk memilih diskon dan mengetahui apakah harga yang disediakan oleh ratusan toko online benar-benar turun atau tidak.**

—Intan Wulandari, TechnoBusiness Indonesia ● Foto-Foto: Telunjuk

Data TechnoBusiness

Telunjuk.com merupakan situs layanan rekomendasi dan perbandingan harga untuk belanja online yang dikelola PT Telunjuk Komputasi Indonesia. Situs ini didirikan oleh Redya Febriyanto bersama Hanindia Narendrata pada 2012, dan telah mendapatkan pendanaan dari beberapa pemodal ventura. Untuk pendanaan pertawan, Telunjuk mendapatkannya dari Project Eden, lalu dari Venture Republic Inc. asal Jepang. Pada 1 September 2015, Venturra Capital di bawah naungan Lippo Group turut mendanainya.